Kamis, 23 Agustus 2018

Agustusan 2018 ke G.Prau bersama si kecil Caca (2th7bln) jalur Dieng Wetan




     Perjalanan ke G.Prau ini adalah mimpi/keinginan ku sejak beberapa tahun lalu, dan Alhamdulilllah tahun ini terwujud bahkan bersama suami dan anak kami (Caca).
Sebagaimana mimpi ku ke Lombok dari beberapa tahun lalu untuk naik G, Rinjani lalu main ke Lomboknya atau pun honeymoon ke Lombok, pengeeen banget terwujud saat itu. Jadi th 2014, sudah beli tiket PP ke Lombok untuk ke Rinjani, eh batal karena Adek cowo nikah nya dimajuin, lalu habis nikah sudah beli tiket juga mau Rinjani sama suami n teman, batal juga karena hamil, Alhamdulillah kesampaian tahun 2018 bulan Januari lalu, bersama suami dan anak pas acara kantor.
Yaaa kadang doa-doa kita itu tidak langsung dikabulkan saat itu juga atau dalam waktu dekat tapi bisa juga dikabulkan beberapa waktu akan datang atau mungkin juga tidak dikabulkan.

Doa ku yang masih belum dikabulkan adalah bisa Ibadah ke Mekkah bersama Ibu, Suami juga Caca. Semoga segera terwujud, Aamiin Aamiin Ya Rabb.

        Jadi, G.Prau ini adalah salah satu gunung yang tidak terlalu tinggi, untuk pemula masih rekomen, maka aku dan suami, memberanikan diri untuk kesana dengan membawa Caca. Info dikumpulkan lewat jalur mana yang landai karena bawa anak juga dengan teman2, ada yang masih pemula juga, dikumpulkan massa yang akhirnya dapat 12 orang, bisa saja jadi 16 orang asal mobil elf nya ganti jadi 19 seat, tapi mobilnya sudah habis tersewa, jadi diputuskan hanya tetap 12 orang saja demi kenyamanan di dalam mobil tidak terlalu full orang.

Rencana pemberangkatan itu tgl 16-19 Agustus 2018, 16 Agus malam jam 20 tetapi mobil baru tiba pukul 22.50, langsung jalan dan keluar di tol jatiwaringin untuk menjemput 2 orang teman. Sebelum mobil tiba, 2 orang teman menunggu di lobby, teman lainnya menunggu di ruangan aku dan reni. Setelah dari jatiwaringin, masuk tol lagi dan terus meluncur sampai Dieng dengan beberapa kali istirahat, sampai lah di Dieng sekitar pukul 15.30-an, langsung daftar untuk 13 orang, ada yang mandi n packing ulang, makan sebelum nanjak dan tepat setelah maghrib kita berangkat.



Bismillah, awal jalur masih terlihat perkebunan warga, aku mempersilakan teman2 untuk jalan duluan, karena aku bawa Caca pasti lama, tapi ada yang setia menemani yaitu Igar, setapak demi setapak di lewati, Caca masih semangat jalan, perkebunan warga sudah lewat mulai masuk hutan ga berapa jauh akhirnya sampai tiba di pos 1, jalan terus, Caca mulai merengek2, mulai bilang “Tapi kan aku capek”, “tapi kan aku mau duduk” begitu terus sampai pos 2, sambil sesekali di gendong, aku hanya kuat 30 langkah, gantian digendong mas vierda, dan digendong mas Vierda pun harus dengan bujuk rayu, karena Caca lagi mau sama aku teruuusss, lagi ga mau sama ayahnya.
“aku mau digendong”, tapi aku mau duduk, tapi aku mau bobo” begitu terus sambil main tunggu2an sama Igar,
Igar: “Caca, om Igar disini nih, ayo susul”,
Caca: Om Igar tunggu,
Caca juga ga mau terus di gendong, padahal mas vierda n Igar mau gendong, Caca terus melontarkan kata2 ini: “tapi aku kan mau jalan sendiri” begitu terus, kami menjaga jangan sampai Caca tertidur baik saat jalan sendiri maupun sedang digendong, karena akan tambah berat dan sulit jalannya. Sampai akhirnya ketemu pos 3 masih terus jalan menuju puncak, Caca masih terus merengek, “tapi celana aku kan basah”, aku sebgai ibu nya menjawab, mama juga basah, nak sedikit, di jawab lagi aku basah banyak, ganti ganti…jangan Nak ini banyak debu ga boleh ganti dsini, “tapi kan aku mau bobo, tapi aku kan mau duduk, tapi celana ku basah, tapi aku kan capek, tapi aku kan mau di gendong”, ahhh Nak, kesan orang lain, kami memaksa mu naik gunung klo mereka mendengar celotehan mu ini. Daaan akhirnya sekitar pukul 22.30 tiba di tempat camp, manggil teman2 ga ada yang balas panggilan kami, jalan terus terus dan alhamdulillah ketemu dengan 3 tenda teman kami, Caca masuk ke tenda Reni n Hanif, langsung bersih2 dan benar, Caca pampersnya sudah bocor, 2 celananya basah kuyup…hmm pantas saja kamu tidak nyaman ya, Nak. Langsung ganti baju Caca, pakai minyak, jaket, jilbab, kaos kaki dan kupluk. Selesai tenda Caca berdiri, dibantu para om, Caca pindah tenda. Dalam tenda Caca merengek minta milo, baru juga selesai dibuat, Caca sudah keburu tidur. Total perjalanan nanjak 4.5 jam.

Ca, kamu hebaat, luar biasa, Nak, Mama sama ayah kagum n bangga sama kamu, Mama janji beliin eskrim pas turun nanti.

Saatnya aku dan mas vierda siap2 tidur setelah bersih2, satu plastik isi kaos kaki kami dan sarung tangan Caca entah kemana, akhirnya aku tidur tanpa kaos kaki, Caca tanpa sarung tangan, aku ga bisa tidur nyenyak takut Caca sakit, dan telapak tangannya dingin bangeettt, langsung bangunin mas Vierda untuk nyalain kompor dan masak air agar kondisi tenda terasa sedikit hangat, Caca dimasukin sleeping bag bareng aku, setelah beberpa lama, kondisi telapak tangan Caca sudah menghangat/normal, Alhamdulillah. Aku juga kedinginan karena tidak pakai kaos kaki ditambah sb yang ku pakai (punya Eva) sama sekali tidak hangat, hadeuuhh ampun ini sih, mana anginnya kenceng bgt bgt bgt.

Pagi tibaaaa, teman2 naik ke bukit teletubies untuk melihat sunrise, aku yang belum pernah kesana, tidak turut serta, aku mending di tenda jagain Caca. Saat teman2 melihat sunrise, aku mulai bersiap2 bikin sarapan, masak nasi, kupas2 telor puyuh n potong2 bakso, lanjut memasak sayur sop di bantu teman2 dan makan bersama. Setelah itu kami packing,sambil nunggu Caca bangun. Saat aku sedang packing, Caca bangun, lalu aku siap2 bersih2in Caca dan tenda siap dibongkar. Yuhuuuu selesai semuaaa, foto2 sama Caca, foto bareng dan siap pulaaang.





        Perjalanan dari camp harus melewati puncak karena kita memilih jalur yang sama, yawdah deh nanjak2 lagi, tapi Alhamdulillah biasa aja sih ga ekstrem, Caca aja bisa kok tanpa digendong, sambil foto2, sampai dipuncak sudah penuh dengan pendaki lain dan teman2, foto bareng lha kita di puncak Prau…aihh syenaangnya. 

Ca, itu disana Telaga Warna



 
      

       Selesai foto2, kita melanjutkan perjalanan turun, perjalanan turun ini terasa lebih cepat, Caca yang belum terisi perutnya Cuma masuk telor puyuh 3 butir saja, selalu merengek capek dan akhirnya mau di gendong, kami terus menyusuri jalurnya eh tau2 sudah pos 3, turun lagi Caca gantian2an di gendong dan jalan sendiri eh sudah pos 2, nah dari pos 2 ke pos 1 ga terlalu jauh akhirnya sampai juga di pos 1, dari pos 1 ke basecamp lebih dekat lagi dan yesss kami sampai, perjalanan turun 2.5jam.






Alhamdulillah, Caca berhasil, sehat, selamat n baik2 saja ya Nak, mama sama ayah, seneeng banget dengan perjalanan kali ini, meskipun perjalanan kali ini, bisa dibilang Caca kurang kooperatif, banyak merajuknya, mau di foto aja susaaaah bgt, tapi gpp yang penting Caca sehat. Langsung menuju warung makan dan kami memesan mie ayam lagi, sebagaimana yang sudah aku janjikan ke Caca nanti di bawah mamam mie ayam dan eskrim tapi eksrimnya nanti yaa cari toko yg sedia eskrim. Caca makan Cuma sedikit, ga habis, lalu kami bersih2, selesai semua kami menuju ke mobil. Kita menuju Candi Arjuna, yeayyy jalan2 ke Arjuna, foto2, duduk santai (udara masih dingiiin), di candi ini, peraturan tidak berjalan sebagaimana mestinya, banyak pengunjung yang menaiki candi untuk berfoto, yaahh sangat disayangkan sih, ini kan objek sejarah yaa, harusnya lebih dijaga. Selesai dari candi kita mau makan mie ongklok, mie khas dieng, ternyata sore hari sudah banyak yang tutup, akhirnya dapat di daerah Wonosobo, aku, mas vierda, nur dan feny lebih memilih makan nasi saja walaupun belum pernah makan mie ongklok tapi perut ini sudah 2hari selalu makan mie instant/mie ayam.




Sekitar jam 20-an selesai makan dan shalat, kita melanjutkan perjalanan menuju Jakarta dan akhirnya sampai juga di Jakarta sekitar pukul 8.

Alhamdulillah, selesai perjalanan kali ini bersama teman2, Alhamdulillah semua selamat, baik2 saja dan memang melakukan perjalanan khususnya naik gunung bersama anak kecil/bocah itu memerlukan kerjasama yang baik antara ibu dan ayah, harus punya stok sabar yang tak terhingga dan jangan sampai bicara sembarangan (mis.Caca digendong ya, klo ga, mama/ayah tinggalin nih!) Nah jangan sampai yaaa, karena kita berada di hutan bukan dirumah, perlengkapan untuk sang anak juga harus lengkap, agar sang anak tidak kedinginan, nyaman jadi dia bisa jalan sendiri dengan nyaman pula.








23 Agustus 2018
cat: dokumentasi pribadi n teman

18 komentar:

  1. Kereeeeeen bun!
    Caca juga hebat, pasti hal begini akan sangat diingatnya hingga besar.
    sama seperti ku yang pernah ke Hutan bareng bapak, kami sekeluarga kemping.
    Waaah anak-anak kami sampe iri mendengar cerita saya tentang kakek mereka. tapi saya malah gak berani ngajak anak-anak begitu karena suami saya bukan tipe petualang.

    BalasHapus
  2. Aargh... jadi pengen ikutan naik gunung Prau juga. Murid-muridku pas liburan kemarin naik gunung ini.
    Btw, hebat loh naik gunung bawa anak balita. Salut! Sehat terus ya Caca...

    BalasHapus
  3. woow nanjak 4,5 jam? Impian ku juga nih kesini sama keluarga. pengen gitu ngerasain, bisa ga ya? hehehe. Emaknya jiper duluan wkwkwk.

    BalasHapus
  4. Hebat ya bisa menjelajah gunung bareng anak yang masih kecil. Luar biasa. Pingin juga suatu saat seperti itu. Kalau sekarang sih belum berani, hehe

    BalasHapus
  5. Wah, keren nih, Mbak. Apalagi naik gunungnya mengajak si kecil. Saya saja sumur-umur belum pernah naik gunung. sekarang naik bukit saja ngos-ngosan hehehe. Tapi tetap ada keinginan naik gunung. Apalagi bareng-bareng ya, Mbak. Pasti seru.

    BalasHapus
  6. Ya ampun ikut deg2an bacanya 😂 seru ya mbaaa.. caca juag hebat. Onti aja blm pernah lo ke prau. Suka keder sendiri klo naik gunung. Takut repotin yang lain haha

    BalasHapus
  7. Mba itu ga ribet yac naik gunung bawa bocah ? Tapi aku kok ngebayainya seru banget yac suami istri punya hobi yang sama 🙊😊

    BalasHapus
  8. MasyaAllah,, keren banget Caca mbak. Mbak dan suami juga. Aku ngebayangin naik gunung ama bocah rasanya udah gimanaaaa gitu. Butuh persiapan fisik dan mental yang ekstra. Salut buat keluarga mbak.

    BalasHapus
  9. Luar biasa, anaknya kuat mendaki. Besar nanti pasti jadi pecinta alam. Pasti persiapan fisik da disiapkan sebelumnya ya mbak

    BalasHapus
  10. Pengalaman menarik banget y traveling hikking bawa anak balita dan memang buat pengalaman yang slalu akan di ceritakan nanti

    BalasHapus
  11. Huaa asyik banget ya bisa naik gunung gt huhu terakhir aku belu pernah lho camping di gunung.. Hmm semoga bisa hiking juga deh sama keluarga kesana.

    BalasHapus
  12. Aih keren keluarga yang luar biasa .Adek pasti besar nanti jadi anak gunung.

    BalasHapus
  13. Ini nurin bangets Mama dan Ayahnya ya si Caca

    Umur segini dah diajak naik gunung. Hebat Ca..sehat, solehah dan pinter ya..semoga nanti jadi pionir peduli bumi dan makin banyak gunung yang akan didaki.

    BalasHapus
  14. Pasti ga terlupakan banget buat caca tih. Orang rumah udah sering ngajakin ke gunung sama anak. Tapi akunya ada alergi dingin.

    BalasHapus
  15. MasyaAllah Caca keren banget nih udah nyampek puncak Prau, tante jadi malu nih gk pernah naik gunung dan mungkin ngos2an haha. Tapi anak2 emang hebat dan lbh semangat biasanya mbak. Pengalaman jalan sama anak kecil ke suku Baduy yg jalannya nanjak, anak2 tu gk ada capeknya :D. Bisa jd kenang2an Caca saat dewasa kelak yaaa

    BalasHapus
  16. masyaAllah, sedari kecil sudah diajarkan mendaki. Aku saja mendaki pertama di umur 19 tahun, dan terakhir muncak itu 3 tahun setelahnya. 3 tahun belum muncak lagi karena cuaca semakin ekstrim dan butuh safety. Semoga tahun depan sudah bisa mendaki lagi, dan tidak sendiri.

    BalasHapus
  17. Hebat, bisa ya menjelajahi gunung membawa anak balita, emang ga repot ya, salut deh.

    BalasHapus
  18. Asyiknya bisa family camping... Dan anaknya juga keliatan nyaman banget ya mbak padahal masih balita.

    BalasHapus