Senin, 22 Juni 2020

Cukup Minggu & Kesempurnaan/Kematangan Paru sangat PENTING

Kehamilan ke-2 ini, memang sengaja di beri jarak lumayan jauh dengan sang kk, karena satu dan lain hal. Hamil ke-2 ini insyaAllah waktu yang pas menurut kami. Kenapa bisa di bilang pas, karena aku hendak berangkat umroh bersama Ibu, aku langsung berdoa klo saat umroh ingin sedang hamil karena aku ga mungkin bawa Caca jadi aku mau bawa anak dalam kandungan saja. 
Dan Alhamdulillah di kabulkan, saat berangkat, usia kandungan ku 6 minggu. *awalnya hanya ibu aku aja yang mau umroh, tapi ibu minta temenin karena beberapa waktu saat pendaftaran Ibu aku lagi sering sakit.
.
.
Perjalanan yang panjang, jadwal ibadah yang padat, udara/cuaca untungnya sedang mirip dengan cuaca Jakarta, lagi mau masuk musim dingin jadi panas banget gak dingin juga nggak, makanan selama umroh juga enak, masuk semua ke perut. Hehehe...
.
.
Jadwal yang padat benar2 padat yaa, karena biar maksimalin waktu, shalat 5 waktu di Mesjid Nabawi lalu ke Raudah lalu Ziarah2, city tour lalu ke Mekkah dengan bus lumayan bisa 8 jam langsung umroh pertama jam 23, thawaf, sai tengah malam lalu balik hotel istirahat sebentar balik lagi ke Baitullah untuk tahajud n subuh. Nextnya shalat berjamaah terus di Baitullah ada beberapa waktu shalat, aku ga ikut karena capek banget, abis nganterin 2 nenek2 nyasar untuk balik ke hotelnya. Mana polisi disana pada ga bisa b.Inggris. lalu city tour lagi ke Jabal Rahmah, lewat Mina tempat tenda2 jamaah haji, dll...ahhh senangnya hati ini ke tempat bersejarah Islam, lalu umroh ke-2 dilakukan tengah hari yang aku niatkan untuk alm.bapak. alhamdulillah beres semua.
.
.
Next kehamilan berjalan sebagaimana biasa, kerja lagi pergi abis subuh pulang maghrib. Sampai tiba saatnya ada pendemi Corona yang mewajibkan di rumah, Alhamdulillah terus di rumah sampai kehamilan besar dan kehamilan lancar dan sehat.
.
.
Tetapi memasuki usia 30-an minggu perut sudah sering sakit, bulan puasa juga ga sampai full karena merasa sakit dan takut ada apa2 dengan janin tapi aku juga ga diam, banyak gerak termasuk bikin2 kue percobaan resep. Ini semua juga mengukur kemampuan fisik ku selagi hamil, bikin kue kering cuma 1* resep cuma jadi 2 toples tapi gpp itu udah seneng. 
Cukup produktif klo aku bilang selama hamil ini, resep marmer cake aja 4 resep ku coba, belum puding2, belum kue kering dll.
.
.
Minggu ke-36/37 aja masih bikin marmer cake 2 resep. Melahirkan Jumat malam, senin dan rabu nya masih bikin kue. Hehehe.
.
.
Jumat pagi jadwal periksa kandungan, jam 9.10 naik motor dengan suami. Di motor sudah sakit banget, sampai di RS, konsul dengan dokter langsung bilang udah sering sakit dok dan mrs.v sudah berasa bengkak dan kemarin sore ada flek dikiiit banget. Langsung dong itu dokter bikin pernyataan rawat inap ya bu biar ketauan kenapa nya. Klo untuk di majukan jadwal operasi sebaiknya jangan karena masih kurang minggu, baru minggu 36-37, kematangan paru2 belum sempurna nah di observasi dulu lalu klo baikan ya pulang klo tidak ya terpaksa di operasi segera.
.
.
Langsung urus berkas rawat inap, rapid test lalu di suruh makan berat karena mau rekam jantung janin di r.bersalin, jadi masuk r.bersalin untuk observasi itu sekitar jam 13.30, suntik obat pematangan paru untuk janin rasanya gateelll banget di bagian miss v, rencana 4* suntik, jumat, lalu sabtu 2* dan minggu 1* setelah suntik dipasang alat perekam jantung lalu menjelang sore pasang lagi hasilnya masih tinggi diatas normal lalu ba'da maghrib pasang lagi, hasilnya pun tinggi lagi (oya ini aku udah makan berat lagi lho sate padang st.depok lama dan nasi dari rs).
Suami ijin ke suster mau shalat ke musholla, lalu suster meminta aku untuk hub.suami karena akan ada tindakan secepatnya.
Langsung di sodorin berkas operasi saat itu juga, aku agak shock yaa...dibilang detak jantung bayi tinggi, dan mumpung dokter anastesi belum pulang jadi sekarang juga harus masuk r.operasi. aku mau minta ijin untuk shalat isya di qashar aja dilarang dengan alasan dokter mumpung belum pulang.
.
.
Langsung di dorong ke r.operasi tanpa bisa berdoa bareng suami tanpa bisa minta maaf tanpa bisa nelp ibu aku, hikss bener2 kilat banget. Setelah ganti baju op, sambil nunggu suntik antiobiotik dll aku masih minta ijin untuk shalat isya sambil nangis, akhirnya di kasih waktu dan entah sah apa gak shalat aku itu dengan baju op ditutupin selimut seadanya. Sedih aja rasanya klo ternyata usia ku selesai di meja op, aku belum shalat isya gimana tanggungjawabku sebagai muslim.
.
.
Masuk r.op jam 19.40 suntik bius di tulang belakang, di goyang2 kakinya, mulai op 19.50 jam 19.58 anak ku lahir dengan tangisan kencang. Langsung ku ucap AllahuAkbar bbrp x. Langsung di bawa untuk.di bersihkan dan azanin tanpa aku melihat sedikit pun, hiksss. Selesai op sekitar jam 20.40an lalu ke r.pemulihan sambil terus di pantau tekanan darah nya dan aku bisa tidur lelap disini sambil menunggu waktu di pindah ke kamar perawatan. Sekitar jam 23 kurang, di pindah ke r.perawatan lalu suami ku ijin pulang untuk mengambil pakaian bersalin yang sudah di siapkan. 
.
.
Esok hari nya Sabtu, masih belum juga anakku di berikan pada ku, alasan masih belum stabil nafasnya dan kondisi terakhir di level tertinggi yaitu 3. Nangis n doa itu yang bisa aku lakukan. Mau coba pumping juga  keluar padahal sudah kencang. Pasrah deh.
.
.
Minggu pagi di telp NICU minta asip, inget adek n adek ipar masih menyusui langsung minta ke mereka kirim kurir dan ditolak karena usia anak terlalu jauh asip nya sudah kurang bagus sebaiknya yang usia anak tidak lebih dari 3bln. Alhasil aku coba pumping lagi dengan alat pumping sewa karena alat pumping sendiri tidak keluar, siapa tau dengan merk beda keluar dan benar lumayan keluar masih kuning karena masih colostrum. Aku sudah lepas kateter dan infus dari minggu pagi bisa jenguk anakku di NICU sekalian memberi asip tadi dan jika diijinkan mau menyusui. 
Saat melihat pertama x, langsung air mata ini tumpah, tak tahan haru liat anak ku di dalam inkubator, boleh di susui langsung kata suster langsung aku semangat sambil terus kasih semangat juga ke anakku, agar berjuang bisa pulang bareng sore nanti *sudah di level 2 yaa jadi sudah lebih baik. Suster senior menemui ku dan bilang, bisa bu anaknya pulang bareng ibu.
Alhamdulillah Ya Allah doa kami dikabulkan lagi, ibu mana juga ga akan tega pisah dari anaknya karena sakit apalagi baru di lahirkan.
Sore jam 17, kami pulang dari RS dengan segala rasa bahagia, sedih, haru juga sakit, sampai di rumah maghrib dan di sambut oleh Nenek juga Teti Caca (kk Caca).
.
.
Selang seminggu jadwal kontrol jahitan aku dan adek bayi, jahitan aku bagus dan adek bayi harus tes darah hasilnya bilirubin 11.8 mepet banget sama hasil min.bilirubin semestinya 12. Dokter anak masih mengijinkan membawa adek bayi pulang tidak harus di rawat dengan catatan harus di jemur dan susui sesering mungkin dan kontrol seminggu lagi.
Pulang dari RS, langsung nenek suruh pasang lampu tidur di dekatkan ke kasur adek jadi adek tidur di lampui siang malam, jemur tiap pagi juga susui tiap 2-3 jam, aku lakukan dengan semangat biar anakku sehat.
Tiba waktunya kontrol lagi 20/6, hasilnya kuningnya tinggal sedikiiit, berat badan juga sudah naik, Alhamdulillah.
.
.
Alhamdulillah, perjuangan seorang Ibu begini ya ternyata, pas jaman Caca kontrol pun tidak karena Caca sehat banget, baru ketemu dokter itu usia Caca 19bulan.
Kejadian di anak ke-2 ini benar bikin shock dan menguras emosi tapi tetap semangat untuk sehat.
.
.
Ucapan terimakasih tak terhingga khusus untuk suami ku, ibu aku yang terus support dan selalu bantu aku, juga untuk adek n adek ipar ku yang bersedia kirim2 asip juga makanan n minuman penunjang asi.
Makasih semua ucapan dan doa dari saudara2 juga teman2 aku, semoga kebaikan kalian semua di balas oleh Allah SWT.
Semoga kita semua di beri kesehatan jasmani dan rohani.
Aamiin
.
.
Terimakasih juga untuk RS Bunda Aliyah Depok, semua tim nya hebat, ramah, pelayanan bagus, bisa dengan BPJS recommended RS.
Jujur g nemuin perawat yang judes, di RS yang pernah aku kunjungi ada aja yang judes. Semoga pelayanan tetap terbaik yaa, besok2 semoga bisa nulis tentang menggunakan BPJS untuk.melahirkan di RS Bunda Aliyah Depok.
.
.
Salam dari kami: Ahmad Firdaus, Siti Marhamah, Cahaya Dhira Caelina dan si kecil Abdurrahman Rasyid Prabaswara
(Hamba Allah Yang Maha Pemurah nan Cerdas pembawa Cahaya bagi alam semesta)


Senin, 09 Maret 2020

Jadikan Hujan Sebagai Sahabat Bukan Sebagai Musuh Karena DBD

       Indonesia adalah negara tropis yang terdiri dari 2 musim yaitu kemarau dan juga musim hujan.
Dimana rentang waktunya adalah sekitar September-Maret untuk musim hujan dan April – Agustus untuk musim kemarau. Saat musim hujan di Indonesia itu bisa berlangsung sehari semalam bahkan bisa sampai 2 hari hujan terus tidak berhenti, hal ini bisa menyebabkan banjir maupun genangan air dimana-mana apalagi jika lingkungan sekitar sedikit resapan air nya, sehingga air hujan akan sulit masuk ke dalam tanah.

Musim hujan juga seringkali menjadi waktu dimana hewan-hewan berkembang biak secara cepat atau menjadi penghantar penyakit ke manusia misalnya: tikus dan nyamuk. Nyamuk bisa berkembang biak dengan cepat di genangan air, bahkan nyamuk Ades aegypti bisa membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.

  Bunda, tentu sebagai seorang Ibu, bunda ingin selalu memastikan seluruh anggota keluarga sehat, untuk itu peran bunda sangat penting dalam menjaga kebersihan rumah dan sekitar rumah (teras, halaman rumah). Karena jika ada anggota keluarga yang sakit, tentulah bunda yang paling sedih, apalagi jika anak yang sakit. Umumnya sakit yang sering dialami oleh anak adalah demam, jika anak demam terus pantau suhu tubuh anak jika di rasa harus minum obat bunda bisa beri Termorex karena komposisinya adalah Paracetamol yang efektif menurunkan demam anak. Tetapi jika demam masih berlanjut, bunda bisa bertanya pada anak apakah sang anak mengalami pusing atau sakit kepala, nyeri pada tulang, otot dan sendi atau cek pada kulit anak apakah ada bintik merah (ruam) jika sang anak menjawab iya meskipun ada atau tidaknya bintik merah segera membawa sang anak ke dokter untuk cek darah dan pemeriksaan lebih lanjut.

  Segera menemui dokter adalah langkah yang tepat untuk menindaklanjuti gejala sakit apa sang anak, melihat gejala yang ada, kemungkinan mengarah pada (DBD) Demam Berdarah Dengue yang di bawa oleh nyamuk Ades aegypti. DBD ini ada 2 gejalanya yaitu gejala ringan dan gejala parah. Bunda bisa ketahui lebih lanjut dengan membacanya di https://panduanbunda.com/articles/index/waspada-inilah-gejala-demam-berdarah-dengue-dbd-pada-anak.
 
       Mari para bunda, kita jaga selalu kebersihan rumh dan sekitar kita agar keluarga kita terus sehat karena kesehatan adalah poin utama kebahagiaan keluarga.

       Bunda juga bisa terus mengikuti laman social media Sosial PanduanBunda untuk mengetahui informasi mengenai kesehatan anak dan keluarga.
- Instagram : https://www.instagram.com/panduanbunda
- Facebook : https://www.facebook.com/panduanbunda/
- Official Website : https://www.panduanbunda.com
- Twitter : https://twitter.com/panduanbunda