Selasa, 27 Mei 2014

Semeru #part-3, Melunasi "hutang" bersama para ksatria

Sebuah Perjalanan menuju tanah tertinggi di Jawa, Bersama 10 org Pria. Memulai perjalanan dari St.Senen KA Matarmaja 13.40, menghabiskan waktu sekitar 15jam. Setelah tubuh ini terombang-ambing di KA, Akhirnya bisa sedikit bernafas lega, setelah kami sarapan di stasiun lalu segera menyewa angkot menuju daerah Tumpang. Sampai di Tumpang, tujuan kami adalah rumah Pak Ruseno, beliau adalah pemilik truk yang akan kami sewa menuju RanuPane. Sesampainya di rumah Pak Rus, sudah ada beberapa kelompok/komunitas yang sudah sampai, kami dipersilakan istirahat sambil menunggu 2 orang teman kami yang belum datang  *naik pesawat. Saat menunggu, kami gunakan untuk melengkapi persyaratan masuk TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) yaitu surat keterangan sehat dari dokter, fotocopy KTP.


Setelah berjam-jam kami menunggu, akhirnya tiba juga teman kami (Adio n Samsul) tapi ada insiden yang membuat kami jadi lama lagi menunggu yaitu ada teman kami yang katanya juga ikut (Fatur) sedang mencari/membeli sandal jepit di pasar, tapii setelah ditunggu hampir sejam, tidak muncul juga, eh ternyata kami dikerjai oleh Adio, Fatur itu batal ikut. Rasanya yaa pengen jitakin Adio sepuasnyaa,,,,Hufftt harusnya bisa berangkat dari tadi lhoo.. Sore hari kami baru berangkat dengan truk menuju RanuPane, oya kami pergi pun sedang dalam kondisi hujan, sampai disana sudah menjelang maghrib. Setelah diskusi akhirnya diputuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan malam daripada harus menginap dulu di Ranupane. Jalan dengan kondisi tanah yang becek malam hari..hoamm ngantuk, hehehe. Naik naik kondisi jalurnya masih landai kok, akhirnya sampai di Ranukumbolo mungkin sekitar jam 22an, Langsung mendirikan tenda dan masak air buat minum. Kami mendirikan 3 tenda aku dengan Fadly dan ari, tenda 2 dengan Salwan, samsul, Ferhat n Arif, tenda 3 dengan Firman, Adio, Aan dan Ronadi. Taukah kalian, saat kami mendirikan tenad sudah banyak tenda2 yang terpasang, di Ranukumbolo atas dan Ranukumbolo bawah, malam hari tampak cahaya lampu senter juga api unggun sehingga menambah gemerlap cluster Ranukumbolo malam ini, hehehe.

Pagi hari di Ranukumbolo….hoaahaha senangnya, udara sejuk, bersih, segar, yang namanya cucimata ya ini yang benar bukan jalan2 ke Mall, hehehe. Kami bersiap shalat subuh, lalu siap2 masak sarapan pagi..asik asikk menu pagi ini adalah pecel sayur.
 Selesai semua sarapan, kami bergegas merapikan tenda untuk segera melanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Jalan-jalan terus tiba di tanjakan cinta ini tanjakan yang bermitos yaitu jika sanggup berjalan tanpa berhenti dan menoleh kebelakang maka kisah cinta orang tsb akan menjadi nyata, hoooo mitos yang sulit, karna bisa dipastikan setiap tanjakan pasti akan brhenti untuk sekedar mengatur nafas.
Assiik tanjakan cinta beres lalu terbentang luas pemandangan sangat indah yaitu oro-oro ombo, saat kami tiba vegetasi bunga yang orang2 sebut dengan Lavender, tapi sebenarnya nama bunganya bukan Lavender tapi Verbena Brasiliensis Vell sedang mekar, berwarna ungu sehingga menjadikan suatu paduan warna yang super cantik dengan latar semeru dan juga langit yang cerah. Subhanallah


Verbena Brasiliensis Vell itulah namanya merupakan bunga yang berasal dari Amerika. Secara morfologis Bunga Verbena Brasiliensis Vel ini berwarna ungu, mirip warna bunga lavender. Berikut penuturan Toni Artaka, ( petugas Pengendali Ekosistem Hutan pada Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger )
Toni Artaka, petugas Pengendali Ekosistem Hutan pada Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengungkapkan temuan tanaman asing, Verbena Brasiliensis Vell, yang tumbuh invasif di Gunung Bromo. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Selatan itu diketahui sudah membentuk hamparan luas di Oro-Oro Ombo Semeru.

Tanaman itu kini ‘menguasai’ lahan seluasa 20-an hektare Oro-Oro Ombo yang sebelumnya hanya berupa padang rumput (sabana) itu.
Bunga Verbena Brasiliensis Vel ini berwarna ungu, mirip warna bunga lavender. Kombinasi warna kuning kehijauan dan ungu membentuk lanskap indah mirip taman bunga di beberapa negara Eropa, terutama Belanda dan Prancis. Tak heran bila banyak pendaki menyempatkan berpose di lapangan luas di pos lima (dari sepuluh pos) pendakian di Gunung Semeru tersebut. Seperti disaksikan Tempo sat mendaki Semeru 4 Juni lalu.

Namun, kata Toni, keindahan tanaman itu tak berarti baik untuk Semeru. “Ada ancaman ekologis di balik keindahan itu. Tanaman ini bisa menjadi masalah serius seperti halnya Salvinia molesta (kiambang atau kayapu) yang sempat menutupi permukaan air Ranu Pani pada Juni-Juli tahun lalu, atau serangan akasia berduri (Acacia nilotica) di (Taman Nasional) Baluran yang sampai sekarang belum sepenuhnya teratasi,” kata Toni kepada Tempo pekan lalu.

Menurut Toni, belum ada yang mengekspos bahaya laten dari Verbena brasiliensis Vell. Kebanyakan pendaki mengira itu lavender, padahal bukan. “Mana tahu ada peneliti botani yang berminat meneliti tanaman tersebut,” kata Toni.

Foto-foto narsis-narsis dulu dong pastinya, mengabadikan moment di saat cuaca cerah dengan perlengkapan fotografi dan ada fotografer handal (mas aan) yang bisa dimanfaatkan, hohoho.

Lanjut jalan lagi setelah puas berfoto. Kami melewati pos2 semeru, jalur menuju Kalimati ini sudah lumayan menghabiskan energy, tapi rombongan kami masih penuh semangat, masih ceria dan tetap kompak. Aku yang wanita sendiri diantara mereka merasa senang hangat jalan dengan mereka. Alhamdulillah siang hari kami sampai di Kalimati, langsung tenda didirikan aku yang kloter belakang santai saja karena tenda sudah dan sedang di siapkan, hari ini aku masih melaksanakan puasa Daud. Setelah siap tenda, pembagian tugas mengambil air di sumber air mani pun, air diperlukan untuk memasak dan juga untuk minum kami sampai esok hari. Karna sumber air  terakhir hanya ada di sini, untuk nanjak lagi sudah tidak ada, otomatis kami harus stok air lumayan banyak. Setelah ada stok air, aku mulai memasak untuk aku buka puasa juga untuk 10 orang pria bodyguard ku, hehehe. Maghrib pun tiba, aku berbuka dan makan bersama. Selesai makan, kami manfaatkan dengan ngobrol2 dan betjanda. Setelah dirasa cukup ngobrolnya, kami pun tidur cepat, karna tengah malam kami harus bangun untuk segera melakukan perjalanan menuju puncak Mahameru. Jam 22.30 kami sudah bangun, masak air untuk membuat minuman hangat lalu bersiap nanjak, tepat pukul 23.00 kami mulai berjalan sebelumnya kami berdoa, agar perjalanan kami diberi kelancaran, selamat sampai tujuan dan bisa turun lagi dengan selamat. Jalan menyusuri gelapnya malam, dinginnya udara, tipisnya oksigen rasa kantuk yang berat, tapi semua kami hadapi dengan senyum, tekad kami sudah bulat, jiwa kami sudah penuh semangat membara.

Perjalanan menuju puncak ini di penuhi oleh jiwa-jiwa muda dengan semangat ’45, cahaya lampu senter menerangi jalur yang akan kami lalui. Baru beberapa ratus meter kami berjalan, salah satu teman kami yaitu Ronadi sudah tidak kuat dan akhirnya memutuskan untuk berhenti dan kembali ke tenda, yaa dia kembali sendiri, kami melanjutkan perjalanan, berkurang boduguard ku. Semakin lama jalur yang kami lewati semakin sulit sampai tiba kami di Arcopodo, Sebelumnya Saya sudah pernah sampai Arcopodo ini saat pendakian Semeru part.1 (Okt 2012). Jalan beberapa meter, break, jalan lagi break lagi begitu kami lalui. Di tengah jalan, Saya bertemu dengan seseorang yang mengenali jaket myQpala yang saya pakai, nama id Saya (sitiniighh) pun di panggil, menengok lha saya ternyata yang memanggil saya adalah teman komunitas myQpala juga ber-id Ayah Senna. myQpala adalah suatu komunitas pencinta alam dari komunitas muslim Indonesia yaitu myQuran.


Sinar lampu senter makin lama makin terang, saking banyaknya manusia yang ingin menginjakkan kaki di Mahameru puncak para dewa. Batas vegetasi sudah kami lewati, didepan kami puncak Mahameru sudah terlihat makin jelas, hamparan pasir yang tersaji harus kami tempuh, satu injakan langkah turun 3 langkah, licin, berat dan mengantri itu yang kami alami. Saya yang masih trauma akan licin paling tersiksa dengan jalur seperti ini,

Saya berusaha keras untuk tetap melangkah maju walau akhirnya mundur terus. Teman-teman yang tadinya setia, lambat laun pergi duluan meninggalkan saya. Saya tergopoh-gopoh sendirian melawan rasa takut, melawan ego, mengumpulkan semangat yang terseok-seok, menguatkan mental yang sudah sangat down. Ada saat-saat saya harus menepi sekedar untuk menarik nafas, mengumpulkan asa, ingin menangis tapi tidak bisa, ingiiin mundur dan menyerah tapi sebenarnya semangat masih menggebu, bagaimana ini Tuhan, tolong bantu saya. Sudah cukup menepinya, lanjut lagi mengais-ais pasir merangkak demi bisa berpijak, support dari pendaki lain juga membuat saya tambah semangat. Sudah sampai di batu besar yang saya kira dibalik batu tsb adalah puncak, tetapi perkiraan saya jauh melesat, dibalik batu tsb masih jauh puncaknya, hiksss, mana sih puncaknya, saya sudah sangat lelah, lelah fisik dan batin. Baju sudah basah dengan keringat, sepatu sudah penuh dengan kerikil2 kecil,muka sudah lesu, tangan sudah dingin, perut lapar dan waktu shalat subuh sudah tiba. Akhirnya Alhamdulillah kaki ini menapak di puncak Mahameru, aku sujud syukur, aku menangis aku istirahat sekedar berbaring sebentar…lalu segera mencari teman-temanku yang sudah lebih dahulu sampai. Yaaa kami berkumpul, ber-10 orang (minus 1 org ya, harusnya ber-11) ucapan selamat datang padaku, langsung aku menunaikan ibadah shalat subuh, Tuhan, aku bersujud, aku bersujud di tanah tertinggi di pulau Jawa…sungguh suatu keajaiban yang aku alami, aku bisa Tuhan, aku sampai, usaha kami berbuah hasil manis. Selesai shalat, airmata haru pun terus menetes, aku membiarkan air mata ini bebas turun dari kelopak mata melewati pipi, aku menangis Tuhan, aku menangis senang, sedih semua menjadi satu. Keindahan ciptaan-MU ini wajib kami syukuri. Selesai aku menangis, saya pun bersalaman dengan teman2, lalu berfoto narsis di plang Mahameru 3726mdpl, kami berfoto dengan latar asap wedhus gembel,
 lalu kami mengikuti upacara bendera yang diadakan oleh rombongan lain. Kami berfoto bersama mengabadikan indahnya perjuangan ini. 8 Juni 2013 *bertepatan dengan ultah adik saya





 



Setelah puas berfoto, istirahat juga dirasa cukup, upacara sudah selesai, pasir sudah saya ambil sedikit *menambah koleksi pasir saya. Kami pun segera turun, ini bagian yang membuat saya selelu diledek oleh teman-teman, karna ketakutan yag sangat akan licin membuat saya harus membooking Ari untuk menjadi bodyguard khusus buat saya, Ari dengan sabar membantu saya ketika turun, saya yang sangat-sangat takut akan licin merasa sangat terbantu adanya Ari. Berkali-kali saya terjatuh, berkali-kali saya turun dengan merosot dengan pantat bukan dengan kaki karna menurut saya kadang merosot seperti itu lebih nyaman. Akhirnya selesai juga jalur pasir licin, tiba dipasir padat saya bisa sendiri, saya dan ari segera berlari mengejar ketertinggalan kami menyusul teman-teman, sampai di Arcopodo semua kumpul, istirahat sebentar lanjut lagi menuju Kalimati..aaahhhhh senangnya kami sampai di kalimati, langsung kami merebahkan badan dalam tenda sambil meminta bantuan teman kami yang gagal muncak yakni mas Ronadi untuk membuatkan minuman juga mie instant.

  Selepas Dzuhur, kami meninggalkan kalimati untuk menuju Ranukumbolo. Kalimati terimakasih sudah menjadi rumah kami selama di Semeru, terimakasih air segar dari sumber air mani yang rasanya kebih maknyuzz dibanding air mineral manapun. Kami harus pergi meninggalkan kalimati, hidup kami harus terus berjalan maju…yaa kami akan menuju Ranukumbolo, agak cepat kami bergerak agar tidak sampai hujan, beberapa teman berangkat lebih cepat agar bisa mendirikan tenda dahulu. Dan Alhamdulillah sebelum maghrib kami sudah sampai, masak-masak lagi untuk menghimpun kembali energy kami yang sudah terpakai. Lalu kami pun tidur, kami harus tidur karena perjalanan kami masih panjang, kami masih harus turun ke Ranupane lalu naik truk lagi menuju tumpang dan juga harus naik KA juga pesawat.

Morning again Ranukumbolo, senangnya membukamata, hamparan danau yang sangat indah dengan kabut dan dinginnya pagi masih bisa kami nikmati, shalat subuh sudah kami laksanakan. Saya masih enggan keluar karena udaranya dinginnya yang menusuk, lebih nyaman di dalam tenda. Sumpah pagi ini perasaan saya sangat senang. Sunrise yang indah membuat saya harus meninggalkan tenda, saya ingin menyaksikan indahnya sinar mentari yang baru keluar dipadu dengan kabut, sinarnya akan terpantul oleh air danau, ahhhh sungguh sangat cantik. Setelah puas bermain dengan sunrise, aku harus bertugas lagi memasak sarapan. Setelah sarapan, kami bergegas membongkar tenda, berfoto narsis.
 Sekitar pukul 9 kami meninggalkan Ranukumbolo. Oya hari ini saya kembali melaksanakan puasa Daud walaupun hanya sahur sepotong roti. Di perjalanan pulang, hujan turun dengan derasnya, kami sempat berhenti di pos 4, dirasa agak reda kami lanjutkan lagi perjalanan, saat pulang mas Arif mengalami sakit perut, beberapa kali dia harus berhenti, kasian mas Arif..perjalanan terus berlanjut turun landai kami berlarian, tubuh ini serasa ringan, walaupun saya berpuasa tetapi tidak mengurangi semangat saya untuk ikut berlari. Setelah beberapa jam, akhirnya kami tiba di pos 1, kami break lumayan lama karena dari pos ini sudah tidak lama lagi akan sampai ke Ranupane. Yeayyyy kami berlari lagi sambil bernyanyi2 untuk mengusir rasa lelah. Akhirnya sampai di Ranupane..lalala yeyeye, kami sempatkan dulu untuk membeli kaos oleh2 Semeru/Mahameru baru kami pergi meninggalkan Semeru menggunakan tuk menuju Tumpang.

Sejam lebih perjalanan ke Tumpang, kami sampai di rumah Pak Ruseno, disambut lagi kami dengan baik oleh pemilik rumah, dan kami siap2 menganti untuk mandi atau sekedar bersih2. Yang li nada yang makan bakso mau ditraktir Fadly katanya niat klo muncak mau nraktir, aku yang berpuasa hanya bisa gigit jari, hehehe. Kami harus cepat karna kami harus segera ke stasiun Malang untuk naik KA Matarmaja juga ada yang harus ke bandara (Mas Ferhat, Samsul, Salwan juga Firman).

Angkot sudah tersedia untuk mengantar kami ke stasiun dan bandara. Segera kami bergegas…tak lupa kami berpamitan dengan pemilik rumah, terimakasih bu Ruseno dan keluarga yang sudah bersedia dengan senanghati membantu, menampung kami para pendaki, yang rumahnya bersedia kami recoki, hehehe.
Alhamdulillah kami sampai di stasiun, turunlah yang naik KA, yang naik pesawat masih melanjutkan perjalanannya.

*cat. Puasa Daud ku, (Ranu Kumbolo-Kalimati, 7/6 dan Ranu Kumbolo-Malang 9/6). 
Sungguh perjuangan yang menantang. Berlari, menanjak, menahan haus, lapar serta dingin. Semua terlewatkan dengan mudah asal NIAT yang kuat. Pemandangan yang indah menjadi salah satu penyemangat ibadah ini. MAHAMERU, setelah perjalanan kali ke-3 ini, aku baru bisa sampai. Tekad yang kuat, usaha (jogging, renang, aerobic) semua dijalani untuk menuju kesana. 
Sangat sulit perjalanan menuju Tanah Tertinggi ini, usaha, doa, kerjasama semua menjadi satu.Nekad bisa dibilang karna aku wanita sendiri dalam tim ini. Tapi aku yakin ke-10 Pria ini Pria terbaik yang akan menjaga adabnya di alam. Tidak lupa ku ucapkan Happy Birthday pada Fadly Karmula yang bertambah usia tgl 10/6 lalu, kami bersyukur di Puncak tgl 8/6. Semoga sisa usia mu semakin berkah, kawan. Terimakasih Teman, sudah bersedia menemani ku kesana.

Seruuu itu Pasti, Kebersamaan itu Penting, PUNCAK/SUMMIT itu Bonus, Narsis itu WAJIB.....
Alhamdulillah, semuaaa selamat, sehat n Happy...Semoga selepas trip ini, kita semua bisa semakin dekat dengan-NYA, dengan Sang maha Pencipta, Maha Segalanya. Aamiin
Maka Nikmat Tuhan mana lagi yang Kau Dustakan
Mahameru part-3, 5-10 Juni 13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar