Perjalanan ke G.Prau ini adalah mimpi/keinginan ku sejak beberapa tahun lalu, dan Alhamdulilllah tahun ini terwujud bahkan bersama suami dan anak kami (Caca).
Sebagaimana mimpi ku ke Lombok
dari beberapa tahun lalu untuk naik G, Rinjani lalu main ke Lomboknya atau pun
honeymoon ke Lombok, pengeeen banget terwujud saat itu. Jadi th 2014, sudah
beli tiket PP ke Lombok untuk ke Rinjani, eh batal karena Adek cowo nikah nya
dimajuin, lalu habis nikah sudah beli tiket juga mau Rinjani sama suami n
teman, batal juga karena hamil, Alhamdulillah kesampaian tahun 2018 bulan
Januari lalu, bersama suami dan anak pas acara kantor.
Yaaa kadang doa-doa kita itu
tidak langsung dikabulkan saat itu juga atau dalam waktu dekat tapi bisa juga
dikabulkan beberapa waktu akan datang atau mungkin juga tidak dikabulkan.
Doa ku yang masih belum
dikabulkan adalah bisa Ibadah ke Mekkah bersama Ibu, Suami juga Caca. Semoga
segera terwujud, Aamiin Aamiin Ya Rabb.
Jadi, G.Prau ini adalah salah
satu gunung yang tidak terlalu tinggi, untuk pemula masih rekomen, maka aku dan
suami, memberanikan diri untuk kesana dengan membawa Caca. Info dikumpulkan
lewat jalur mana yang landai karena bawa anak juga dengan teman2, ada yang
masih pemula juga, dikumpulkan massa yang akhirnya dapat 12 orang, bisa saja
jadi 16 orang asal mobil elf nya ganti jadi 19 seat, tapi mobilnya sudah habis
tersewa, jadi diputuskan hanya tetap 12 orang saja demi kenyamanan di dalam
mobil tidak terlalu full orang.
Rencana pemberangkatan itu tgl
16-19 Agustus 2018, 16 Agus malam jam 20 tetapi mobil baru tiba pukul 22.50,
langsung jalan dan keluar di tol jatiwaringin untuk menjemput 2 orang teman.
Sebelum mobil tiba, 2 orang teman menunggu di lobby, teman lainnya menunggu di
ruangan aku dan reni. Setelah dari jatiwaringin, masuk tol lagi dan terus
meluncur sampai Dieng dengan beberapa kali istirahat, sampai lah di Dieng
sekitar pukul 15.30-an, langsung daftar untuk 13 orang, ada yang mandi n
packing ulang, makan sebelum nanjak dan tepat setelah maghrib kita berangkat.
Bismillah, awal jalur masih
terlihat perkebunan warga, aku mempersilakan teman2 untuk jalan duluan, karena
aku bawa Caca pasti lama, tapi ada yang setia menemani yaitu Igar, setapak demi
setapak di lewati, Caca masih semangat jalan, perkebunan warga sudah lewat mulai
masuk hutan ga berapa jauh akhirnya sampai tiba di pos 1, jalan terus, Caca
mulai merengek2, mulai bilang “Tapi kan aku capek”, “tapi kan aku mau duduk”
begitu terus sampai pos 2, sambil sesekali di gendong, aku hanya kuat 30
langkah, gantian digendong mas vierda, dan digendong mas Vierda pun harus
dengan bujuk rayu, karena Caca lagi mau sama aku teruuusss, lagi ga mau sama
ayahnya.
“aku mau digendong”, tapi aku mau duduk, tapi aku mau bobo” begitu terus sambil main tunggu2an sama Igar,
“aku mau digendong”, tapi aku mau duduk, tapi aku mau bobo” begitu terus sambil main tunggu2an sama Igar,
Igar: “Caca, om Igar disini nih,
ayo susul”,
Caca: Om Igar tunggu,
Caca juga ga mau terus di
gendong, padahal mas vierda n Igar mau gendong, Caca terus melontarkan kata2
ini: “tapi aku kan mau jalan sendiri” begitu terus, kami menjaga jangan sampai
Caca tertidur baik saat jalan sendiri maupun sedang digendong, karena akan
tambah berat dan sulit jalannya. Sampai akhirnya ketemu pos 3 masih terus jalan
menuju puncak, Caca masih terus merengek, “tapi celana aku kan basah”, aku
sebgai ibu nya menjawab, mama juga basah, nak sedikit, di jawab lagi aku basah
banyak, ganti ganti…jangan Nak ini banyak debu ga boleh ganti dsini, “tapi kan
aku mau bobo, tapi aku kan mau duduk, tapi celana ku basah, tapi aku kan capek,
tapi aku kan mau di gendong”, ahhh Nak, kesan orang lain, kami memaksa mu naik
gunung klo mereka mendengar celotehan mu ini. Daaan akhirnya sekitar pukul
22.30 tiba di tempat camp, manggil teman2 ga ada yang balas panggilan kami,
jalan terus terus dan alhamdulillah ketemu dengan 3 tenda teman kami, Caca
masuk ke tenda Reni n Hanif, langsung bersih2 dan benar, Caca pampersnya sudah
bocor, 2 celananya basah kuyup…hmm pantas saja kamu tidak nyaman ya, Nak.
Langsung ganti baju Caca, pakai minyak, jaket, jilbab, kaos kaki dan kupluk.
Selesai tenda Caca berdiri, dibantu para om, Caca pindah tenda. Dalam tenda
Caca merengek minta milo, baru juga selesai dibuat, Caca sudah keburu tidur.
Total perjalanan nanjak 4.5 jam.
Ca, kamu hebaat, luar biasa, Nak,
Mama sama ayah kagum n bangga sama kamu, Mama janji beliin eskrim pas turun
nanti.
Saatnya aku dan mas vierda siap2
tidur setelah bersih2, satu plastik isi kaos kaki kami dan sarung tangan Caca
entah kemana, akhirnya aku tidur tanpa kaos kaki, Caca tanpa sarung tangan, aku
ga bisa tidur nyenyak takut Caca sakit, dan telapak tangannya dingin bangeettt,
langsung bangunin mas Vierda untuk nyalain kompor dan masak air agar kondisi
tenda terasa sedikit hangat, Caca dimasukin sleeping bag bareng aku, setelah
beberpa lama, kondisi telapak tangan Caca sudah menghangat/normal,
Alhamdulillah. Aku juga kedinginan karena tidak pakai kaos kaki ditambah sb yang
ku pakai (punya Eva) sama sekali tidak hangat, hadeuuhh ampun ini sih, mana
anginnya kenceng bgt bgt bgt.
Pagi tibaaaa, teman2 naik ke
bukit teletubies untuk melihat sunrise, aku yang belum pernah kesana, tidak
turut serta, aku mending di tenda jagain Caca. Saat teman2 melihat sunrise, aku
mulai bersiap2 bikin sarapan, masak nasi, kupas2 telor puyuh n potong2 bakso,
lanjut memasak sayur sop di bantu teman2 dan makan bersama. Setelah itu kami
packing,sambil nunggu Caca bangun. Saat aku sedang packing, Caca bangun, lalu
aku siap2 bersih2in Caca dan tenda siap dibongkar. Yuhuuuu selesai semuaaa,
foto2 sama Caca, foto bareng dan siap pulaaang.
Perjalanan dari camp harus
melewati puncak karena kita memilih jalur yang sama, yawdah deh nanjak2 lagi,
tapi Alhamdulillah biasa aja sih ga ekstrem, Caca aja bisa kok tanpa digendong,
sambil foto2, sampai dipuncak sudah penuh dengan pendaki lain dan teman2, foto
bareng lha kita di puncak Prau…aihh syenaangnya.
Selesai foto2, kita
melanjutkan perjalanan turun, perjalanan turun ini terasa lebih cepat, Caca
yang belum terisi perutnya Cuma masuk telor puyuh 3 butir saja, selalu merengek
capek dan akhirnya mau di gendong, kami terus menyusuri jalurnya eh tau2 sudah
pos 3, turun lagi Caca gantian2an di gendong dan jalan sendiri eh sudah pos 2,
nah dari pos 2 ke pos 1 ga terlalu jauh akhirnya sampai juga di pos 1, dari pos
1 ke basecamp lebih dekat lagi dan yesss kami sampai, perjalanan turun 2.5jam.
Alhamdulillah, Caca berhasil,
sehat, selamat n baik2 saja ya Nak, mama sama ayah, seneeng banget dengan
perjalanan kali ini, meskipun perjalanan kali ini, bisa dibilang Caca kurang
kooperatif, banyak merajuknya, mau di foto aja susaaaah bgt, tapi gpp yang
penting Caca sehat. Langsung menuju warung makan dan kami memesan mie ayam
lagi, sebagaimana yang sudah aku janjikan ke Caca nanti di bawah mamam mie ayam
dan eskrim tapi eksrimnya nanti yaa cari toko yg sedia eskrim. Caca makan Cuma sedikit,
ga habis, lalu kami bersih2, selesai semua kami menuju ke mobil. Kita menuju
Candi Arjuna, yeayyy jalan2 ke Arjuna, foto2, duduk santai (udara masih
dingiiin), di candi ini, peraturan tidak berjalan sebagaimana mestinya, banyak
pengunjung yang menaiki candi untuk berfoto, yaahh sangat disayangkan sih, ini
kan objek sejarah yaa, harusnya lebih dijaga. Selesai dari candi kita mau makan
mie ongklok, mie khas dieng, ternyata sore hari sudah banyak yang tutup,
akhirnya dapat di daerah Wonosobo, aku, mas vierda, nur dan feny lebih memilih
makan nasi saja walaupun belum pernah makan mie ongklok tapi perut ini sudah
2hari selalu makan mie instant/mie ayam.
Sekitar jam 20-an selesai makan
dan shalat, kita melanjutkan perjalanan menuju Jakarta dan akhirnya sampai juga
di Jakarta sekitar pukul 8.
Alhamdulillah, selesai perjalanan
kali ini bersama teman2, Alhamdulillah semua selamat, baik2 saja dan memang
melakukan perjalanan khususnya naik gunung bersama anak kecil/bocah itu
memerlukan kerjasama yang baik antara ibu dan ayah, harus punya stok sabar yang
tak terhingga dan jangan sampai bicara sembarangan (mis.Caca digendong ya, klo
ga, mama/ayah tinggalin nih!) Nah jangan sampai yaaa, karena kita berada di
hutan bukan dirumah, perlengkapan untuk sang anak juga harus lengkap, agar sang
anak tidak kedinginan, nyaman jadi dia bisa jalan sendiri dengan nyaman pula.
23 Agustus 2018
cat: dokumentasi pribadi n teman
Kereeeeeen bun!
BalasHapusCaca juga hebat, pasti hal begini akan sangat diingatnya hingga besar.
sama seperti ku yang pernah ke Hutan bareng bapak, kami sekeluarga kemping.
Waaah anak-anak kami sampe iri mendengar cerita saya tentang kakek mereka. tapi saya malah gak berani ngajak anak-anak begitu karena suami saya bukan tipe petualang.
Aargh... jadi pengen ikutan naik gunung Prau juga. Murid-muridku pas liburan kemarin naik gunung ini.
BalasHapusBtw, hebat loh naik gunung bawa anak balita. Salut! Sehat terus ya Caca...
woow nanjak 4,5 jam? Impian ku juga nih kesini sama keluarga. pengen gitu ngerasain, bisa ga ya? hehehe. Emaknya jiper duluan wkwkwk.
BalasHapusHebat ya bisa menjelajah gunung bareng anak yang masih kecil. Luar biasa. Pingin juga suatu saat seperti itu. Kalau sekarang sih belum berani, hehe
BalasHapusWah, keren nih, Mbak. Apalagi naik gunungnya mengajak si kecil. Saya saja sumur-umur belum pernah naik gunung. sekarang naik bukit saja ngos-ngosan hehehe. Tapi tetap ada keinginan naik gunung. Apalagi bareng-bareng ya, Mbak. Pasti seru.
BalasHapusYa ampun ikut deg2an bacanya 😂 seru ya mbaaa.. caca juag hebat. Onti aja blm pernah lo ke prau. Suka keder sendiri klo naik gunung. Takut repotin yang lain haha
BalasHapusMba itu ga ribet yac naik gunung bawa bocah ? Tapi aku kok ngebayainya seru banget yac suami istri punya hobi yang sama 🙊😊
BalasHapusMasyaAllah,, keren banget Caca mbak. Mbak dan suami juga. Aku ngebayangin naik gunung ama bocah rasanya udah gimanaaaa gitu. Butuh persiapan fisik dan mental yang ekstra. Salut buat keluarga mbak.
BalasHapusLuar biasa, anaknya kuat mendaki. Besar nanti pasti jadi pecinta alam. Pasti persiapan fisik da disiapkan sebelumnya ya mbak
BalasHapusPengalaman menarik banget y traveling hikking bawa anak balita dan memang buat pengalaman yang slalu akan di ceritakan nanti
BalasHapusHuaa asyik banget ya bisa naik gunung gt huhu terakhir aku belu pernah lho camping di gunung.. Hmm semoga bisa hiking juga deh sama keluarga kesana.
BalasHapusAih keren keluarga yang luar biasa .Adek pasti besar nanti jadi anak gunung.
BalasHapusIni nurin bangets Mama dan Ayahnya ya si Caca
BalasHapusUmur segini dah diajak naik gunung. Hebat Ca..sehat, solehah dan pinter ya..semoga nanti jadi pionir peduli bumi dan makin banyak gunung yang akan didaki.
Pasti ga terlupakan banget buat caca tih. Orang rumah udah sering ngajakin ke gunung sama anak. Tapi akunya ada alergi dingin.
BalasHapusMasyaAllah Caca keren banget nih udah nyampek puncak Prau, tante jadi malu nih gk pernah naik gunung dan mungkin ngos2an haha. Tapi anak2 emang hebat dan lbh semangat biasanya mbak. Pengalaman jalan sama anak kecil ke suku Baduy yg jalannya nanjak, anak2 tu gk ada capeknya :D. Bisa jd kenang2an Caca saat dewasa kelak yaaa
BalasHapusmasyaAllah, sedari kecil sudah diajarkan mendaki. Aku saja mendaki pertama di umur 19 tahun, dan terakhir muncak itu 3 tahun setelahnya. 3 tahun belum muncak lagi karena cuaca semakin ekstrim dan butuh safety. Semoga tahun depan sudah bisa mendaki lagi, dan tidak sendiri.
BalasHapusHebat, bisa ya menjelajahi gunung membawa anak balita, emang ga repot ya, salut deh.
BalasHapusAsyiknya bisa family camping... Dan anaknya juga keliatan nyaman banget ya mbak padahal masih balita.
BalasHapus