Tik tik tik…
Airmata ini masih menetes membasahi pipi
Sosoknya masih terlihat jelas di pelupuk mata kami
Petuahnya masih terdengar jelas di telinga kami
Kriuk-kriuk bunyi suara mulutnya mengunyah masih terasa di
dapur
Kegemaran beliau adalah mengemil, apa saja beliau makan,
beliau berucap daripada ga ada yang makan
25 Agustus 2014, terakhir kali kami melihatnya
Sosok yang sudah membujur kaku tertutup oleh kain panjang
Kepergiannya tidaklah di temani kami sang anak-anak, hanya
disaksikan oleh ibunda kami tercinta (istri yang setia menemani beliau hingga
akhir hayat)
Beberapa saat sebelum Beliau pergi, Beliau ingin sekali ikut
survey ke perumahan yang aku dan adik-adik ambil, tetapi kesehatan Beliau tidak
memungkinkan “Klo Bapak sehat, Bapak mau ikut lok” (ikut survey)
Sekitar sebulan yang lalu, kami sudah mendapat keputusan di
approve perumahan yang hendak kami ambil, sayangnya Beliau tidak bisa mendengar
langsung kami sudah mempunyai rumah.
Kami masih merasakan sosok Beliau, kehangatannya,
kebawelannya…
InsyaAllah beberapa bulan kedepan, Anak mu ini akan wisuda,
Skripsi hampir selesai yang selalu terus engkau ingatkan agar aku tidak malas
mengerjakannya
Tapi Engkau tidak bisa berfoto mendampingi putri mu ini
memakai toga kebesarannya
InsyaAllah beberapa bulan kedepan, Putri mu ini akan menikah
Putri mu ini, tidak merasakan Engkau menjadi wali nikahnya
Anak mu ini, sangaaaat sedih
Bapak, Amah kangen
Bapak, maafin Amah banyak salah, sering ngedumel
Bapak, Alhamdulillah kami (anak-anak mu) ber-4 sudah
memiliki rumah
Bapak, Kami semua selalu dan selalu tak hentinya berdoa
untuk mu
Semoga Allah melapangkan kubur mu, Menempatkan Engkau di sisi Terbaik-Nya bersama para Nabi dan Rasul Allah.
Salam dari Mama, Uda Iqbal, Shofie, Eqy, Aay, Tata, Dedek, Fery
juga calon cucu-cucu mu lagi
Jakarta, 26 November 2014